Liburan on budget.. Biduk-Biduk lagi

by - 11.17


   Bulan maret artinya masih bergulat dimeja dan komputer kerja, alhamdulilah

    btw, dibulan ini banyak topik yang hangat dimasing-masing circle kehidupan, mulai dari politik yang tak kunjung selesai, bencana alam, dan kasus - kasus kaum separatis, tidak bisa dipungkiri kita sebagai rakyat biasa hanya bisa bersuara setengah. karena siapapun kelak yang akan memimpin tak akan mengalami perubahan yang signifikan, yang jelas gunakan hak pilih sebagai bukti bahwa kalian peduli dengan negara kita.

     Kenapa jadi pembahasannya berat!!

     santai saja ya.. seperti dipantai

 
     yang masih senang berkunjung ke pantai mana suaranya, menurut kalian liburan itu penting nggak sih, kalau saya sih butuh nggak butuh (disesuaikan dengan budget yang ada).. apalagi semacam makhluk seperti saya yang kerja dengan deadline tiap bulan ditambah personalitiy yang kurang berbaur, jadi bisa dikatakan sangat haus jika dalam setahun nggak liburan walaupun hanya sebentar. pertama bagi saya untuk merefresh pikiran, kedua mengupgrade value diri sendiri. tapi disisi lain saya tidak asal mengikuti keinginan ini yah, pastinya di kalkulasikan dulu budgetnya berapa biar balik dari liburan tetap normal.

       setiap personal pasti punya standart liburan beda-beda yah, untuk sekaliber saya sih bukan soal tujuannya tapi sama siapa hahhaa.. karena biarpun tujuannya ke tempat paling mewah atau gimana, kalau teamtravellingnya nggak satu frekuaensi pasti rasanya hambar, begitutupun sebaliknya!

      btw, ini ke biduk-biduk untuk ke tiga kalinya kalau nggak salah, pasti kalian bertanya nggak bosen apa kesana lagi. nah itu dia nuansanya masih sangat alami dan teman tournya udah kenal pasti, kembali ke statment diatas perginya sama siapa hahahaa... karena yang akan ke save dimemory sampai nanti adalah kisah selama perjalanann itu. iyaa nggak sih!



      Terakhir saya ke sana masih sangat indah dan sekarang info dari mereka yang pulang dari sana sudah banyak perubahan dengan nuansa kekinian.

      yah, mungkin mereka berpikir bahwa akan kurang peminat jika tidak mengikuti perkembangan
tapi dari sisi kacamata saya sih, tidak usah terlalu dipermak karena yang menarik perhatian para traveller malah lebih ke indahnya alam yang belum terjamak, sederhana tapi melekat dihati. dan sebaiknya yang perlu di perhatikan juga malah jalur transportasi ke sana'nya.

      nggak kebayang kalau pohon-pohon kelapa yang menyambut udah dipenuhi dengan barisan penginapan aduhh!!

     but, its oke itu hanya secuil ketakutan saya yang tak berarti, mungkin penduduk disana punya barometer sendiri untuk kehidupan selanjutnya.

      terlepas dari apapun polemik yang tiap hari kita hadapi yakinlah, Hidup itu sangat nikmat


You May Also Like

0 komentar