Berbagi bersama #part1

by - 11.15


Nafasku tersekat dalam tangisan
duhai, mengapa nafas tak lepas bersama jeritan,
sesudahmu tiada lagi kebaikan dalam kehidupan.
Aku menangis karena aku takut hidupku akan kepanjangan.
Kala rinduku memuncak,
Kujenguk pusaramu dengan tangisan
Aku menjerit meronta tanpa mendapatkan jawaban,
Duhai yang tinggal di bawah tumpukan debu,
Tangisan memelukku;
Kenangan padamu melupakan daku dari
Segala musibah yang lain
Jika engaku menghilang dari mataku ke dalam tanah
engkau tidak hilang dari hatiku yang pedih.
Berkurang sabarku bertambah dukaku
Setelah kehilangan Khatamu-l-Anbiya’,
Duhai mataku, cucurkan air mata sederas-derasnya,
Jangan kau tahan bahkan linangan darah.
Ya Rasulullah, wahai kekasih Tuhan
Pelindung anak Yatim dan Dhuafa
Setelah mengucur air mata lagit
Bebukitan, hutan, dan burung
Dan seluruh bumi menangis.
Duhai junjunganku,
Untukmu menangis tiang-tiang Ka’bah,
Bukit-bukit dan lembah mekkah
Telah menangisimu mihrab
Tempat belajar Al-Qur’an di kala pagi dan senja.
Telah menangisimu islam,
Sehingga islam kini terasing di tengah manusia;
Sekiranya kau lihat mimbar yang pernah kau duduki
Akan kau lihat kegelapan setelah cahaya.





_ PANTI JOMPO & PANTI ANAK TERLANTAR_

Panti asuhan adalah sebuah wadah yang menampung anak-anak yatim piatu. Di dalam panti asuhan, anak-anak yatim piatu (ataupun anak yang dititipkan orangtuanya karena tidak mampu) biasanya tinggal, mendapatkan pendidikan, dan juga dibekali berbagai keterampilan agar dapat berguna di kehidupannya nanti.




“Nyalakanlah pelita di sudut yang paling gelap dan nyalakanlah api dalam perjalanan yang dingin dan sepi”. Kami  sangat mengharapkan dapat menyalakan pelita di dalam hati sanubari setiap anak, menjadi, karena anak-anak adalah generasi penerus yang diharapkan dapat ikut serta dalam menyebarkan cinta kasih ke seluruh penjuru dunia. 
Kami Mengucapkan Terima Kasih Kepada Yayasan Almawaddah..




Kunjungan kita, walau sejenak, setidaknya cukup membuat para Orang Tua dan Saudara  ini merasa berarti dan tidak merasa sendirian dan kesepian di dunia ini. Ketidakberdayaan mereka justru bisa dijadikan bahan renungan bagi kita, apa yang sudah kita lakukan saat 4JJI masih memberi semua kemudahan bagi kita : usia muda, kesehatan dan kekuatan?, apa yang seharusnya kita lakukan agar orangtua, adik kita sekarang atau nanti, tidak menangis tiap hari menyesali ketidakbergunaannya.

Bahan renungan bahwa tidaklah penting panjang pendeknya usia seseorang, tapi yang lebih penting lagi adalah arah dan kualitas hidup itu sendiri. Kehidupan yang berlarut-larut tanpa arah dan tujuan yang jelas, justru akan menjadi beban sejarah ketimbang kebanggaan. Kalau sudah begini, sebuah ungkapan dari sajak Chairil Anwar : “Sekali berarti setelah itu mati” agaknya lebih pantas jadi pilihan.

You May Also Like

0 komentar